[Oneshoot] Miracles In December

Miracles In December copy| Tittle |

Miracle In December

| Author |

ICE

| Cover |

ICE (myself in HSG)

| Casting |

Oh Sehun

Jung Soo Jung a.k.a Krystal f(x)

| Genre |

Romance

| Length |

Oneshoot (but long)

| Rating |

PG – 13

| Summary |

Di masa kecil, seorang yoeja dan namja kecil tak sengaja bertemu di pohon cemara dipenuhi kelap-kelip lampu dan beberapa salju di tengah taman pusat kota saat malam natal. Tapi mereka harus terpisah, karena sang namja pindah dan menetap di jepang. Selama 15 tahun sang yoeja selalu menunggu teman masa kecilnya itu di hari natal, bahkan di hari lain. Hingga mereka dipertemukan kembali namun mereka tak mengenal satu sama lain. Di bulan desember, malam natal musim dingin, mereka tersadar bahwa mereka adalah dua orang yang saling menunggu.

      | Author’s Note |      

Mungkin ini Cerita gak sesuai dengan judulnya.. Tapi sebisa mungkin author udah nulis supaya readers gak bosen.. semoga readers-deul suka ya.. don’t forget for RCL ya my awesome readers… disini POV nya author semua ya.. dan mian kalo author ngepostnya sangat-sangat telat.. karena author sibuk natalan

Don’t be a plagiator

Don’t be a Silent Readers

and No bashing J

^^Happy Reading^^

Musim Dingin, 24 Desember 1998

“Hiks… Hiikkss.. Umma… Hikks… Umma…”

Tangisan yeoja kecil memecahkan keheningan di tengah-tengah taman kota yang dihiasi oleh pohon cemara besar yang sudah disulap menjadi pohon natal dengan kelap-kelip lampu. Yang tak lupa juga dihiasi tumpukan salju yang terus-menerus turun.

Ia mengedarkan iris bola matanya kesana – kesini. Sedari 2 jam yang lalu ia hanya berputar, dan berhenti di tempat yang sama, berharap ia dapat menemukan ibunya. Namun nihil, yang ia temui hanyalah beberapa orang yang melewatinya dengan pandangan kasihan dan tidak peduli terhadapnya.

Krystal. Bocah 7 tahun itu kehilangan ummanya saat berada di tengah-tengah keramaian orang-orang yang berdoa di depan pohon cemara. Ini bukan salah ummanya karena telah membuat bocah imut itu kelipungan kesana kemari. Ini salah krystal sendiri. Ia mengabaikan perintah ummanya untuk tetap berada di sisinya, saat ummanya sedang sibuk untuk memanjatkan beberapa doa pada malam natal itu.

Krystal Menyerah. Anak seumurannya terlalu lelah harus berkeliling dan berputar-putar taman terus-terusan. Krystal hanya bisa pasrah dan berdoa, jika saja ada orang yang berbaik hati membantunya. Peristiwa ini akan menjadi peristiwa terburuk dari malam-malam natal ku yang lalu, pikirnya saat itu. kau bodoh krystal! Lihat! Kau harus menahan malu di depan umum! Dan lihat lagi! bahkan tak ada satupun yang membantumu atau pun sekedar menghiburmu! Ottokkaji?”, ia bergelut sendiri dalam pikirannya.

Krystal duduk di bangku taman. ia merapatkan jaketnya yang tebal karena musim dingin yang tengah melanda seoul. Krystal mengabaikan setiap butiran salju yang terus turun dan menjatuhi tepat di rambutnya. Ia bahkan tak peduli bahwa kini tangan dan wajahnya mulai memucat akibat dingin. Airmatanya juga ikut mulai mongering.

Krystal mendongakan kepalanya ketika dirasanya bahwa salju tak lagi mengenai rambutnya. Ketika bayangan hitam tepat diatasnya, menutupi cahaya-cahaya lampu. Ia menatap sendu namja di depannya yang tengah membagi payung hitamnya untuk krystal. Namja kecil yang sepadan dengan umur krystal itu langsung mengambil posisi tepat disamping krystal.

“kau sedang apa? Ini kan sedang turun salju apa kau tak kedinginan? Dan mengapa kau menangis?”, beberapa pertanyaan keluar dari bibir mungil namja kecil itu yang ditanggapi hanya dengan tolehan krystal.

Krystal merasa sedikit risih dengan kehadiran namja itu. walaupun ia sangat membutuhkan sebuah bantuan, tapi ia berpikir bahwa namja disebelahnya itu bisa apa? Menolong krystal? Mustahil, pikirnya. Ia berpikir jika ia menolong krystal pasti hasilnya akan sama.

“nuguseyo?”, hanya itu yang terlontar dari bibir pucat krystal

Namja itu tersenyum dengan senang hati memberikan uluran tangannya. “hunnie.. hunnie imnida.. neo nugu?”

Krystal membalas tangan sehun. “krystal”

———————————

Musim Dingin, 1 Desember 2013

 

Krystal menatap satu persatu butiran salju membasahi bumi dari jendela kamarnya. Salju mulai turun sejak tadi malam. Ia tak menyangka bahwa seoul akan berganti musim secepat ini. Ia menghembuskan kasar nafasnya. Krystal mengusapkan kedua tangannya. Sesekali ia juga meniupkan di dalam dekapan tangannya.

Sweater tebal dan celana panjang yang kini melekat ditubuhnya. di musim dingin, ia akan memakai pakaian yang tebal dan krystal benci itu.

Ia berjalan menuju meja belajarnya, ia mengambil sebuah kalender warna biru yang terletak di pojok meja belajarnya. Ia membalik kalendernya dari bulan November menjadi bulan desember. Ia tersenyum sejenak. Senyum yang susah diartikan ketika ia melihat tanggal 25. Ia mengambil spidol hitamnya dan langsung saja ia membuat sebuah bulatan di tanggal 25.

“sampai kapan aku harus menandai kalender seperti ini? Selama 15 tahun dan natal-natal berikutnya apa aku akan tetap mendapatkan hasil yang sama? Cih…”, krystal berkelut dengan bibirnya sendiri. Ia mendecak kesal harus seperti ini setiap natal akan datang. Dan menaruh kalendernya

Krystal lalu mengambil buku hariannya. Ia membuka dan membaca tulisan-tulisan tangannya di bukunya. Mungkin saja ini tidak bisa disebut buku hariannya. Karena tulisannya hanya  berjumlah 15 lembar. Dan itu tak sampai penuh. Ia hanya akan menulis di tanggal 25 desember. Dan jika ia mendapatkan hal yang sama, ia akan menulis untuk yang ke- 16 kalinya di bukunya. Ia tersenyum kecut stelah membaca dan menutupnya.

Ia berjalan mengambil jaket tebalnya dan mengambil paying hitamnya yang sudah berumur 15 tahun itu. lalu mulai berjalan keluar dari kamarnya. ia melihat sekilas ummanya yang sedang memasak makan siang

“umma aku pergi dulu..”, ucap krystal melewati ummanya. Ummanya langsung menoleh ke anaknya

“apa kau akan melakukannya lagi?”, tanya umma krystal yang langsung membuat langkah krystal sejenak terhenti. “tentu umma.. aku tak akan menyerah…”, lalu langsung bergegas keluar dari rumahnya. “hati-hati, soojung-ah..”, teriak ummanya.

“sopir kim, kajja..”, panggil kystal pada sopirnya yang sedang mengelap kaca mobil. Seketika sopirnya langsung memasuki mobil sesuai perintah majikannya itu.

“kemana nona?”, tanya sopir kim sembari melirik krystal dari kaca spion. “ketempat biasa, ahjussi..”, ucap krystal tersenyum. “eoh.. nde arraseo”, jawab sopir kim dan langsung saja ia melajukan mobil keluar dari rumah besar krystal.

—————————

“ahhh… ternyata korea masih sama… dingin sekali saat musim dingin…”, ia merapatkan jaket hitam tebalnya. Ia kini juga memakai sarung tangan agar tangannya tetap hangat.

Entah apa yang membawa sehun untuk keluar di taman yang sudah dipenuhi beberapa tumpukan salju di rerumputannya. Ia bahkan hanya menutupi kepalanya dengan sebuah topi. 2 hari yang lalu ia kembali dari jepang, dan tempat pertama yang ia ingin kunjungi di sini adalah taman yang terakhir kali ia datangi 15 tahun yang lalu.

“ahhh ternyata sudah dihias.. padahal masih tanggal 1, tapi pohon itu sudah dihias saja..”, sehun menatap satu persatu hiasan pada pohon cemara besar yang diubah menjadi pohon natal di depannya kini.

“aisshhh mengapa dingin sekali?”, sehun mengeluh lagi sembari menggosok-gosokan tangannya. Dan ia langsung menepuk-nepukan pada kedua lengan tangannya. Tak sengaja iris matanya menangkap sosok yeoja yang tak jauh dari dimana ia berdiri sekarang.

Ia menatap yeoja dengan jaket merahnya dengan paying hitam untuk menutupi salju yang turun. Entah mengapa sehun menatap terus dengan intens yeoja yang juga berdiri di dekat pohon cemara.

Objek sehun kini benar-benar tertuju pada yeoja itu. bukan, lebih tepatnya pada mata yeoja itu. ia menangis. Menangis sembari menatap pohon cemara di depannya.

“apa yang dilakukan agasshi itu? apa dia tak malu menangis di depan umum? Apa dia berpikir bahwa ditaman ini hanya ada dia?”,sehun bertanya-tanya sendiri dengan pikirannya sembari menatap lagi, meyakinkan bahwa yeoja itu benar-benar menangis. “apa peduli ku?”, sehun tersadar dari apa yang dilakukannya, ia meangkat kedua bahunya.

Ia menatap lagi yeoja itu yang sudah mulai beranjak pergi dari taman. hingga benar-benar hilang, sehun masih menatap yeoja itu.

“paling-paling tak jauh beda dari yang lainnya. Putus cinta dan susah bangkit..”, sehun menghembuskan nafasnya dengan kasar sembari menggeleng pelan. “kurasa aku harus pergi.. sebelum aku sakit..”, sehun bergegas pergi setelah dirasakannya suhu dingin yang semakin tinggi. Sehun mulai berjalan, sekali ia menengok ke belakang untuk melihat pohon cemara. Dan ia juga memastikan bahwa yeoja itu benar-benar pergi.

Satu yang sehun tak ketahui, bahwa yeoja itu adalah alasan mengapa sehun kembali ke korea. Hanya saja Tuhan belum mengijinkan sehun untuk menyadarinya.

—————————-

 

Musim dingin, 4 Desember 2013

 

Krystal kembali mengunjungi taman. tak lupa ia membawa payung hitam dan diary-nya. Ia berharap hari ini dapat menemukannya. Suhu korea masih sama sejak masuk bulan desember, malah krystal menambahkan pakaiannya agar tetap hangat. Ia tak peduli jika ia sakit, yang ia pikirkan hanyalah seorang teman masa kecilnya. Mungkin lebih tepat, seseorang yang membuatnya jatuh cinta di masa kecil.

Krystal duduk di bangku taman, di bawah pohon yang menutupi turunnya salju. ia memilih bangku itu, karena ia takkan perlu repot-repot untuk terus menutupi kepalanya dengan payungnya. Krystal memandangi orang-orang yang lalu-lalang di taman. Tidak banyak, hanya beberapa yang keluar di musim dingin seperti ini.

Krystal menatap iri ketika seorang pasangan lewat di depannya. Mereka saling berbagi payung. Bahkan krystal melihat mereka saling bercanda satu sama lain. Krystal menatap mereka hingga mereka tak terlihat oleh krystal. Krystal menunduk, ia tersenyum kecut.

Krystal membuka kembali diary-nya. Ia membaca satu persatu tulisannya. Tulisan yang mungkin hanya beberapa kaliamat di setiap lembarannya. Tulisannya tak sampai memenuhi satu halaman. Sampai di halaman terakhir, ia memandangi tulisan yang ia tulis setahun yang lalu dan kemudian ia menutupnya. Untuk sekali lagi krystal tersenyum kecut mengingat kembali bagaimana sepasang kekasih yang lewat di depannya. Ia belum merasakan hal yang dinamakan ‘berpacaran’. Cinta pertamanya adalah masa kecilnya yang entah sampai kapan akan krystal tunggu, dan apakah krystal bisa menggapainya atau tidak.

“Kau tahu? Aku iri melihat mereka.. Aku ingin kau orang yang pertama membuat ku tersenyum. Aku ingin kau orang pertama yang membelai rambut ku. Aku ingin kau orang pertama yang memegang tanganku. aku ingin kau orang pertama yang memelukku dan menciumku… Disaat seperti ini, aku ingin kembali merasakan saat kau membagi payung mu dengan ku.. berapa lama aku harus menunggumu?”, krystal berucap dengan suaranya yang perlahan-lahan bergetar. Setetes airmata bahkan tak bisa ia tahan. Ia bangkit dari kursinya dan segera pergi sebelum ada yang melihatnya menangis.

Namun, seseorang kembali melihatnya menangis. Menangis di tempat yang sama. Untuk kedua kalinya, sehun melihat krystal menangis. Sehun menatap kepergian krystal dengan rasa penasarannya.

“entah apa yang ditangisi agasshi itu? mengapa ia selalu menangis di sini? apa pacarnya membuat kenangan indah di sini? kurasa mantan pacarnya menciumnya di sini… kasian sekali dia.. aishhh”, pikir sehun dengan tatapan ibanya. Namun rautnya sangat menunjukkan bahwa ia benar-benar penasaran.

Sehun beranjak dari café dekat taman setelah dilihatnya hari sudah mulai malam dan suhu bertambah dingin. Ia melewati bangku yang krystal duduki tadi. Ia berhenti melihat sebuah buku. Ia tertarik untuk melihat dan kini sehun telah mengambilnya. sehun yakin ini milik agasshi yang ia anggap cengeng itu. Sehun tersenyum kaget setelah mendapati sampul buku dengan tulisan ‘diary’

“ternyata masih ada orang yang menulis dengan buku begini”, sehun meremehkan diary krystal dan melempar kembali ke tempat semula. Sehun melihat kembali diary itu, dan ia kini tengah berpikir.

“tidak salah jika berbuat baik”, sehun mengambil kembali diary krystal dan membawanya pulang. Ia yakin bahwa pemilik diary itu akan mencari kembali besok.

————————

Musim dingin, 5 Desember 2013

Krystal mencari-cari diary-nya di bangku yang ia duduki kemarin. ia tersadar tadi malam, bahwa ia kehilangan diary-nya. Ia berniat mencarinya tadi malam, tapi eommanya melarang karena salju yang turun dengan derasnya. Akhirnya ia mencarinya hari ini. Namun sedari tadi ia mencari, ia tak menemukan buku dengan sampul warna birunya itu. ia bahkan menjatuhkan payungnya. Ia susah mencari dengan payung di tangannya.

Seseorang datang dan mengambil payung krystal dan tengah mengarahkan diatas krystal yang tengah mencari diary-nya di tumpukan salju. krystal mendongak, dan ia melihat namja tinggi dengan kulit seputih susu tengah memegang payungnya.

“Apa yang kau lakukan? Kau tak tahu ini sedang turun salju?”, ucap sehun dengan senyumnya.

Krystal bangun dan menatap sehun. “nuguya?”, tanya krystal pertama kali. Pertanyaan yang sama ia lontarkan saat masa kecilnya. Ia tak sadar jika yang dialaminya sekarang adalah sama yang dialaminya di masa kecil. Dan yang berdiri di depannya kini adalah masa kecilnya juga.

Sehun tersenyum manis dan sedikit meremehkan. “apa itu kata pertama yang keluar? seharusnya kau berterimakasih atau memintamaf karena aku sudah repot-repot memayungkanmu”

“mian.. keunde gomawo..”, ucap krystal menunduk.

“igo.. kau mencari ini bukan?”, tanya sehun sembari menyerahkan diary krystal. Secepat kilat krystal langsung menyambarnya.

“mengapa bisa ada di kau?”, tanya krystal menatap sehun dengan tatapan khawatir

“wae..? aku tak akan membiarkan buku gratis apalagi masih bagus terletak begitu saja..”, ucap sehun menunjukkan smirknya. Entah mengapa sehun suka menggoda krystal. Ia suka wajah panic krystal.

“apa…. Kau membacanya?”, tanya krystal menatap namja di depannya yang lebih tinggi darinya.

“eohh..”

“mwo?? Apa kau membaca semuanya?”

“eohh..”

“mwo?? apa saja yang kau baca?”

“diary mu.. lalu apa lagi?”, ucap sehun dengan smirknya menatap krystal. Wajah krystal memerah mendengar ucapan sehun. ia ingin memarahi namja di depannya karena telah lancang membaca privasinya. Tapi apa boleh buat, sudah terlanjur. Krystal hanya bisa menunduk malu.

“maksudku, tulisan diary di sampulnya.. lagipula aku tak suka membaca buku harian… aku tau? Terlalu kuno…”, ucap sehun datar. Membuat krystal menghela nafas panjang mendengarnya. Ia merasa lega.

“apa kau tak berterimakasih padaku?”, tanya sehun menatap intens krystal yang masih terdiam.

“arraseo… gamsahamnida..”, ucap krystal tersenyum pada sehun.

“aku tak memintamu dengan kata-kata..”

“mwo?”

“traktir aku bubbletea disana”, ucap sehun dan menunjuk café dekat taman.

“apa kau juga begini pada orang lain?”, tanya krystal menatap tidak percaya pada kepercayaan diri sehun.

“ani. Kau orang pertama..”, jawab sehun dengan santainya dan membuat krystal mendengus kesal dalam hati.

“shireo?”, tanya sehun kembali menatap krystal yang terdiam

“kurasa payung tua mu ini sebagai gantinya”, lanjut sehun sembari melirik payung hitam krystal yang dipegangnya. Membuat krystal bertambah kesal

“arraseo.. kajja”, jawab krystal langsung berjalan mendahului sehun. tak peduli sekarang ia kejatuhan salju. ia berharap ia segera mendapatkan payungnya kembali.

Melihat krystal yang terkena jatuhan salju. sehun langsung menyusul krystal dan menarik krystal kedalam rangkulannya. Membuat tubuh krystal terhimpit dengan tubuh sehun.

“yak agasshi… jangan membalikkan fakta dengan menyuruhku membayar biaya rumah sakit jika kau sakit hanya karena payungmu ku sita..”, ucap sehun dengan datarnya. Krystal melirik tangan sehun yang merangkul bahunya. Lalu ia menatap sehun dengan tajam.

“eoh? Mian..”, sehun gelagapan dan langsung melepaskan rangkulannya. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Ia agak canggung. Ia langsung mengajak krystal.

“kajja.. payungmu masih menjadi jaminan..”, ucap sehun dengan menatap lurus ke café.

——–

“kau puas sekarang? Boleh ku minta payungku?”, tanya krystal menatap sehun yang tengah menyeruput bubbletea yang ketiga.

“namamu?”, tanya sehun melirik krystal

“cih.. kau sudah memeras uangku untuk tiga bubbletea mu.. apa tak cukup?”, protes krystal.

“apa kau keberatan? Hanya namamu…”

“soojung… jung soojung..”, krystal memberitahu namanya. Ia takkan memberitahu namanya krystal. krystal adalah panggilan rumahnya dan saat ia masih kecil. Ia akan memberitahu namanya soojung ketika ia sudah dewasa

“eoh… sehun imnida.. oh sehun..”, sehun berucap ditambah dengan senyum yang dibuat manis di depan krystal. Krystal memandang sehun dengan tatapan seolah-olah sehun adalah makhluk paling mengerikan yang pernah ditemui krystal. karena tak tahan, krystal langsung mengambil payungnya dan langsung pergi.

“yak nona jung! Aku sudah menyimpan no.ku di handphone mu. Telfon aku ne..”, teriak sehun membuat krystal berhenti dan berdecak kesal dalam hatinya saat ia diteriaki sehun. Ia ingat handphonenya ia tinggal di meja saat ia memesan bubbletea.

Sehun tertawa kecil melihat tingkah kesal krystal saat pergi. Ia merasa dirinya mulai tertarik dengan krystal. Ia memandangi bubbletea ketiga-nya yang sudah hampir habis. Ia tersenyum dan kembali menyeruput bubbleteanya.

———————————-

Musim dingin, 10 Desember 2013

Sehun kini berada di pusat perbelanjaan. Ia diminta ibunya untuk membeli beberapa hiasan natal. Berhubung sehun baru pindah dari jepang. Ibunya tak sempat membawa semua hiasan natal yang ia tinggal di jepang. Karena hanya butuh beberapa, ia tak perlu sampai harus membawa keranjang belanjaan.

Sehun memilih-milih bola-bola besar dengan gambar st.claus dalam motif cartoon. Ia berpikir mungkin ini akan berbeda dan ibunya pasti suka. sehun menoleh pada seorang yeoja yang sedang kesulitan mengambil hiasan natal yang terletak di tempat yang lebih tinggi darinya. Krystal.

Sehun tersenyum sejenak melihat tingkah laku krystal. krystal mendecak kesal ketika ia tak mendapatkan hiasan bintang perak namun krystla tetap berusaha mengambilnya. sehun berjalan mendekati krystal, dan langsung mengambil apa yang dicari krystal. tinggi sehun lebih memadai untuk mencapai hiasan tersebut. Krystal terlonjak kaget mendapati sehun yang telah berdiri tepat disampingnya.

“Sehun-ssi? Apa yang kau lakukan?”, tanya krystal dengan tatapan bingungnya

“annyeong kyeopta yeoja.. menurutmu apa yang kulakukan?”, tanya sehun sembari menggoyang-goyangkan hiasan bintang yang diambilnya.

“mencurinya dariku?”, krystak berbalik tanya pada sehun sembari berpikir.

“cih…apa kau berpikir aku orang jahat , kyeopta?”, sehun mendekatkan wajahnya pada krystal. membuat manik mata mereka bertemu sangat dekat dan dalam. Membuat wajah krystal memerah, langsung saja ia memalingkan wajahnya kesamping dan mendapati beberapa orang yang melihat mereka.

“yak oh sehun… apa kau akan seperti ini terus saat orang-orang menatapmu dan menjulukimu sebagai orang mesum?”, sindir krystal yang membuat sehun mengeluarkan smirknya dan menarik kembali wajahnya.

“igo… kurasa kau harus meninggikan badanmu lagi..”, ucap sehun dan menyerahkan hiasan bintang pada krystal.

“gomawo..”, ucap krystal tersenyum.

“ani.. jangan berterimakasih..”

“kali ini apalagi oh sehun?”

“eomma ku menyuruh untuk membeli beberapa hiasan natal. Eommaku terkadang tak menyukai apa yang ku belikan untuknya. Ia bilang aku belum mengerti selera eommaku.. jadi kau mungkin tau selera kaum hawa seperti apa… kajja”, ucap sehun dan kembali membuat krystal berdecak kesal dan tentu saja itu membuat sehun tersenyum kecil dalam hatinya.

Sehun dan Krystal berjalan bersamaan dan mulai memilih-milih pernak-pernih natal. Sehun kembali membuat krystal kesal dengan menolak beberapa pilihan krystal. Sehun sengaja untuk mengulur waktu dan membuat krystal semakin kyeopta dimatanya. Ia akui bahwa ia mulai menyukai krystal.

Sehun menemukan beberapa bando dengan telinga kijang sebagai hiasannya. Ia melirik krystal yang sedang memilih hiasan. Ia langsung memakaikan bando tersebut pada kepala krystal. krystal menoleh pada sehun. “klik” , seketika sehun langsung memotret krystal dengan ponselnya.

“yak! apa yang kau lakukan?”, tanya krystal sembari mencoba meraih ponsel sehun yang sudah diajukan tinggi-tinggi oleh sehun.

“uwahhh.. daebak.. neomu kyeopta…”, ucap sehun saat melihat hasil potretan ponselnya dan tersenyum pada krystal.

“eoh?.. eoh…”, krystal gugup saat sehun tersenyum manis di depannya. Ia mencoba mengalihkan rasa gugupnya. Ia melihat benda disampingnya. Kumis dan janggut putih buatan yang seperti dipakai oleh st.claus. ia lalu mengambil dan menaruh pada mulut sehun.

“kalau begitu pakailah ini…”, ucap krystal dengan nada kesalnya dan langsung menyodorkan pada bagian mulut sehun. membuat kepala sehun agak terdorong

“ya! beraninya kau.. apa kau ingin mati?”, tanya sehun dengan tangan yang dikepalkan.

“aku akan membunuhmu duluan”, ucap krystal lalu berlalu pergi untuk mencari hiasan yang lain. Sehun sekali lagi hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah laku krystal. itu membuatnya terlihat lucu dimata sehun. sehun melihat kumis dan janggut buatan yang masih ada ditangannya. Ia lalu memakainya. “klik”, ia memfoto dirinya sendiri dengan kumis dan janggut buatan itu.

Beberapa detik kemudian sehun langsung melihat krystal yang sedang mengambil ponselnya. Krystal menerima sebuah pesan MMS. Dia melirik ke sehun begitu nama sehun yang tertera pada ponselnya.

“mwoya?”, krystal memandang foto sehun yang dikirimkan padanya dengan pandangan bahwa foto tersebut terlihat menjijikan baginya. Lalu dia memandang sehun

“simpanlah fotonya”, ucap sehun dengan nada yang dibuat manis dan ia langsung mengerlingkan matanya ke krystal.

“shireo…”, ucap krystal lalu berlalu pergi untuk membayar belanjaannya.

“yak soojung! Chakkaman”, sehun langsung mengejar krystal.

Krystal dan sehun mengantri di kasir. Sehun tepat di belakang krystal. entah mengapa ia tak bisa henti menatap krystal walaupun hanya dari belakang. Krystal melihat-lihat apa yang ada disekelilingnya sembari menunggu gilirannya. Iris matanya langsung berhenti ketika ia melihat tumpukan lollipop-lollipop berwarna-warni. Ia memandang benda manis itu dengan sangat sendu dan dalam. Ia ingat masa kecilnya. Dimana krystal kecil sedang mencari eommanya. Bukan hanya payung hitam yang membuatnya berhenti menangis saat itu. tapi juga lollipop yang juga dapat membuatnya menjadi tersenyum.

Sehun mengikuti arah pandangan krystal. ia melihat kearah lollipop-lollipop tersebut. Ia agak sedikit bingung dengan krystal. ia berpikir bahwa krystal agak sedikit kekanakan.

“yak soojung! Masih banyak orang di belakangmu yang juga ingin membayar. ppaliwa..”, sehun mencoba menyadarkan lamunan krystal.

“ahh.. mian”, krystal pun segera tersadar dan membayar belanjaannya. Sejak saat itu sehun memerhatikan perubahan raut wajah krystal.

Kini giliran sehun yang membayar, krystal sudah berjalan keluar. Kini giliran sehun yang membayar, krystal sudah berjalan duluan, dan dapat sehun rasakan krystal sangat lemas setelah melihat lollipop-lollipop itu.

“agasshi.. bisakah kau mengambilkan itu semua? Aku akan membayar semuanya”, ucap sehun pada sang kasir sembari menunjuk lollipop-lollipop yang tak jauh dari kasir.

—————–

“yak jung soojung! Chakkaman!”, sehun mengerjar krystal yang sudah berada jauh di depannya. Ia sedikit berlari mengerjar krystal. sehun menarik tangan krystal agar berbalik menghadapnya.

“yak! Apa kau tuli hah?”, ucap sehun sedikit keras di depan krystal.

“mian”, hanya itu yang bisa krystal katakan dan ia kembali menundukan kepalanya membuat sehun menggeleng pelan.

“igo”, sehun mengangkat kantong plastik yang berisikan banyak lollipop di depan wajah krystal.

“mwoya?”, krystal menatap bingung sehun

“ahh bagaimana bisa kau menatap sendu hanya karena lollipop di umurmu seperti ini eoh?”

Krystal masih terdiam. Ia ingat masa lalunya. Lagi.

“kau tak mau?”

“gomawo”, krystal menerimanya dengan lemas. Rasanya ia ingin menangis. Tapi tak bisa.

Sehun yang melihat krystal , menghela nafasnya dengan kasar. Ia langsung mengambil satu lollipop dari kantong plastik yang krystal pegang. Ia membuka bungkus lollipop dan langsung menyerah dengan paksa tepat di bibir krystal membuat krystal terlonjak kaget.

“mwoya??!!”, krystal langsung menunjukkan raut kekesalannya.

“menurutmu?”, sehun tertawa kencang melihat wajah kesal krystal yang menurutnya lucu. Karena terlalu kesal, krystal melakukan hal yang sama seperti sehun. dan langsung saja ia memasukan lollipop kedalam mulut sehun. kini sehun berhenti tertawa dan menatap tajam krystal

“wae? Bukankah kita seri. Aku satu dan kau juga satu”, krystal tersenyum penuh kemenangan. Sehun juga ikut tersenyum menatap krystal. krystal yang sedang memakan lollipopnya menoleh kearah sehun. ia melihat mata sehun yang juga menatapnya. Mereka terdiam. Saling memandang.

“kau benar. Kau satu. Dan aku satu. Gomawo.”, sehun mengerlingkan matanya. Membuat krystal menatapnya tidak percaya.

“kajja”, sehun berjalan mendahului krystal dan memakan lollipop yang diberikan krystal.

“mwoya?.. cih..”, krystal menghelas nafasnya dan menggeleng tidak percaya.

“yak oh sehun! kau ingin mati hah?”, krystal berteriak dan mengejar sehun. sehun hanya dapat tertawa kecil lagi di dalam hatinya. Ia merasa nyaman bersama krystal. seperti ia nyaman saat 15 tahun yang lalu. ia memandangi lollipopnya dan tersenyum di samping krystal.

—————————-

Musim Dingin, 13 Desember 2013

Krystal masih setia menunggu masa kecilnya di taman. Ia duduk di bangku biasanya yang menjadi favoritnya. Kali ini ia tak membawa payungnya. Ia menggunakan topi jaketnya untuk melindungi kepalanya. Ia mengedarkan pandangannya ke kanan ke kiri. Kemana saja. ia masih dengan harapanya. Masih dengan mimpinya dengan masa kecilnya.

“Jiganeul meomchwo nege doraga…”

Krystal merogoh saku jaketnya ketika di dengarnya sebuah pesan masuk di ponselnya. Ia memutar kepalanya dengan malas ketika nama ‘oh sehun’ tertera dilayar ponselnya.

“yak kyeopta! Kenapa kau selalu merenung sendirian di taman?”

Krystal kembali menoleh kekanan kekiri tapi ia mencari sehun yang sepertinya juga berada di taman. Ia mendecak kesal ketika ia melihat sosok yang selalu membuat dia terganggu. Ia melihat sehun yang tak jauh darinya sedang berdiri menatap krystal juga. Tak ma uterus-terusan di lihat sehun, krystal mencoba untuk segera pergi dari taman. tapi perkiraannya salah. Ia terlanjur dipanggil sehun.

“Yak! Jung soojung! Berhenti disitu!”, teriak sehun dan langsung berlari menghampiri krystal.

Krystal menghela nafasnya.

“wae? Wae?”, tanya krystal dengan tampang kesalnya

“yak! Kenapa kau selalu berwajah seperti itu saat denganku?”

“karena kau selalu membuatku hampir gila oh sehun!”, ucap krystal penuh penajaman di setiap katanya.

“wae? Karena ketampanan ku? akui saja yeobo…”, ucap sehun sembari merangkul genit krystal

“mwo???!!! kau tadi bilang apa? Yeobo? Cih…”, krystal men-death glare sehun dan langsung melepaskan kasar lengan sehun dari bahunya. Dan seketika pergi meninggalkan sehun sendiri.

Sehun sekali lagi hanya bisa tertawa kecil. Dan ia yakin, ia semakin mempunyai perasaan pada krystal. seperti apa yang dirasakannya pada masa kecilnya.

“yak soojung-ah..!! chakkaman”, sehun mengejar krystal.

Grep~

“kajja!”

“yak! Lepas!”, krystal meronta meminta tangannya untuk dilepaskan sehun yang sedang menggenggamnya.

“shireo..”, tolak sehun dengan seriangannya

“yak! Micheosseo? Kita mau kemana?”

“kau akan tahu…”

“yak oh sehun! lepas oh sehun!!”, krystal semakin meronta dan berteriak di dekat sehun

“bisakah kau diam?”, sehun semakin mengeratkan genggamannya

“andwae!! Lepas oh sehun!!”

“shireo? Aku akan berbuat sesuatu jika kau tak mau diam soojung”, ancam sehun

“mwo? memangnya kau mau melakukan apa hah?!! Lepaskan!! Yak! Oh sehun! ku bilang Le-pas-kan!”, krystal semakin berteriak di dekat telinga sehun. membuat sehun berhenti. Sehun berbalik menatap krystal. ia menatap tajam krystal membuat nyali krystal sedikit turun

“w-w-w-w-wae?? Wae?”, tanya krystal memberanikan diri menatap sehun.

Bukan menjawab, sehun langsung menggendong krystal. menaikkan krystal di punggungnya.

“yak!! Oh sehun!!”

—————————

“Lotte world?”, krystal membelalakan matanya setelah ia dipaksa sehun untuk ikut dengan sehun.

“nde.. otte? Kajja!”, sehun berjalan mendahului krystal.

“cih… anak itu! tinggal bilang lotte world apa susahnya? Jadi tangan ku tidak akan sakit seperti ini… mian tanganku… yak! Chakkaman babo!”, krystal berteriak mengejar sehun

“apa tadi kau bilang?”, sehun menatap krystal.

“ani!”

“ku dengar saat musim dingin dibuka ice skating..”, sehun mencari-cari tempat ice skating.

“geureom?”, tanya krystal

“kajja!”, sehun langsung menarik tangan krystal begitu menemukan tempat ice skating

“anak ini.. mengapa sangat suka menarik tanganku?”, celetuk krystal dalam hatinya.

Krystal dan sehun langsung mengantri tiket begitu sampai di wahana ice skating. Krystal melihat di sekelilingnya. Ia tersenyum melihat anak kecil perempuan dan laki-laki. Mereka saling bergandengan tangan saat bermain ice skating.

“apa yang kau lihat hingga kau tersenyum?”, tanya sehun yang langsung membuat krystal menoleh padanya

“tidak ada..”, jawab krystal bohong. Sehun mencoba lagi melihat apa yang dilihat krystal hingga membuat krystal tersenyum.

“geotjimal!”, ucap sehun dalam hati.

“sehun”

“eoh?”

“kau membawaku ke sini.. memangnya kau bisa bermain ice skating?”

“ya soojung! Kau meremehkanku? Saat aku di jepang, aku mengalahkan kelas lainnya saat lomba ice skating.. kau harus tau itu..”, ucap sehun dengan angkuhnya

“cih.. sombong sekali kau.. baru juga kelas lain..”

Kini giliran sehun dan krystal memesan ticket.

“mohon 2 ticket, ahjumma..”, pesan sehun pada ahjumma petugas locket

Setelah mereka mendapatkan ticket dan menyerahkan kembali pada petugas. Sehun dan Krystal langsung diberi sepatu khusus untuk bermain ice skating

“argghh… mengapa susah sekali ini…”, krystal frustasi karena susah memakai sepatunya. Lebih tepatnya karena tali sepatu yang agak terlilit dengan yang lainnya.

“sini biar aku pakaikan..”, sehun merebut sepatu punya krystal dan langsung berjongkok di depan krystal , ia mulai memasang sepatu di kaki krystal. krystal terkejut dengan apa yang dilakukan sehun. ia seperti mendapatkan perasaan tidak enak pada sehun.

“mian.. apa aku merepotkanmu?”, tanya krystal hati-hati

“tentu saja..”

“gomawo sehun-ah..”, krystal tersenyum di depan sehun. memubat sehun juga ikut tersenyum.

Krystal dan sehun mulai bermain di atas beningnya ice. Mereka tak sendiri. Bahkan sangat ramai. Krystal bahkan bermain-main sedikit dengan anak-anak kecil yang juga ada disana. Melihat krystal tertawa , sehun dari jauh mengabadikan moment itu di ponselnya. Dan ia puas melihat senyum krystal.

Sehun mulai meluncur di es.

Brukkk~

“argghhh”

Sehun tergelincir di es. Ia terpeleset. Mungkin lebih tepatnya ia tak bisa bermain.

“Sehun??..”, krystal segera menghampiri sehun dan ikut duduk bersama sehun

“neo gwenchana?”, tanya krystal khawatir. Sehun memandangi raut wajah krystal

“ya.. kau mengkhawatirkanku?”, sehun menggoda krystal dengan seriangannya

“ne?”, krystal membelalakan matanya. Dan..

Plakk~

Krystal memukul lengan sehun.

“ya! kenapa kau memukul ku?”, protes sehun tak trima

“cih… katanya kau jagoan ice skating… mana? Kau baru mulai sudah jatuh!”, krystal hanya bisa mendengus kesal. Dan menertawakan sehun.

“ya! ini karena aku sudah lama tak bermain ice skating.. kau tau itu..”

“terserahmu…”

Krystal bangkit berdiri.

“ayo.. berikan tanganmu”, krystal memberikan tangannya pada sehun.

“wahh.. kau mulai suka ne padaku?”, sehun lagi-lagi mencoba menggoda krystal.

“terserah kau saja..”, krystal pun mengurungkan niatnya untuk membantu sehun. ia lebih memilih melanjutkan permainannya dibandingkan harus meladeni orang yang terlalu percaya diri seperti sehun.

“ya! cih…”, sehun mendengus kesal. Dan bangkit berdiri.

Krystal bermain. Ia mencoba menghindari sehun. ia menghindari wajahnya yang akan memerah saat sehun mencoba menggodanya. Ia merasa dirinya mulai nyaman berada disisi sehun. ia suka dengan bayolan-bayolan sehun. ia juga suka senyum sehun. ia juga suka. tapi ia juga menyukai teman masa kecilnya. Ia tak tahu kenapa perasaanya kini seperti dibagi jadi dua.. untuk sehun dan hunnie.. hanya saja ia belum tahu dan sadar dengan apa yang ditunggunya selama ini.

“yeobo… lihat aku sudah bisa”, sehun kembali merangkul krystal

“mwoya?!!!”

BUG~

“argghh…”

Krystal menendang tulang kering sehun. sehun meringis

“sekali lagi kau memanggilku yeobo.. kau akan mendapatkan lebih dari ini!!”, ucap krystal dingin dan menunjuk tulang kering sehun.

Krystal mengakhiri permainannya dan segera pergi.

“ya! soojung-ah! Bagaimana jika chagi?”, sehun berteriak diantara keramaian orang. Krystal masih bisa mendengar. Ia berhenti. Mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dan kemudian pergi lagi.

“neomu kyeopta..”, sehun tertawa menang. Ia benar-benar jatuh cinta pada krystal. ia juga mencari masa kecilnya. Tapi ia merasa bahwa gadis masa kecilnya ada pada krystal.

——————

Musim Dingin, 18 Desember 2013

Krystal mendiamkan dirinya di ayunan di halaman depan rumahnya. ia memakai earphonenya dan mendengarkan alunan lagu mellow dari ponselnya. Krystal hanya memakai celana panjang dan jaket tebalnya. Hari ini cuaca tidak begitu dingin, namun ia tetap harus terjaga.

“Jiganeul meomchwo nege doraga…”

Ia mendapati lagu dari handphonenya berganti. Dan ia langsung membuka pesan sehun begitu muncul di ponselnya.

Keluarlah sebentar! Ppali!

 

Krystal mengerutkan dahinya begitu membaca pesan sehun. ia berpikir sejenak sembari melihat kearah pagar rumahnya. tanpa berpikir panjang lagi ia langsung berjalan kea rah pagarnya. Dan betul saja, sehun sudah ada di depan gerbang rumah krystal. ia memasukkan diarynya kedalam kantong depan jaketnya.

“ahh mwoya??!! Assshhh.. neo jinjja…”, krystal mengelus dadanya untuk menghilangkan rasa kagetnya begitu melihat sehun dengan smirknya.

“kajja…”, sehun langsung menarik tangan krystal dan menuntunnya ke motornya. Ia langsung memakaikan krystal helm tanpa persetujuan krystal sebelumnya. Kebiasaan sehun yang tidak suka krystal. sehun adalah pemaksa.

“kita mau kemana lagi ini?”, krystal menatap malas sehun

“jalan-jalan… pegangan yang erat nona jung soojung…”, sehun tersenyum penuh kemenangan dibalik helmnya. Ia melihat krystal dari kaca spion motornya.

“shireo!!”, tolak krystal dan langsung melipatkan kedua tangannya di depan dadanya

“apakah kau masih mau begitu soojung-ah?”, pikir sehun dan mulai mengegas motornya. Membuat krystal terlonjak kaget dan langsung memeluk pinggang sehun dan membenamkan kepalanya di punggung sehun. sehun tersenyum merasakan kedua tangan krystal yang memeluk erat pinggangnya.

—-

“yak soojung-ah.. kurasa kau tadi sangat bergairah memelukku”, sehun kembali menggoda krystal yang tengah menyeruput coffee nya.

Uhuk uhuk~ krystal terbatuk begitu mendengar ucapan sehun. dan langsung saja ia menatap sehun dengan tajamnya.

“mwoya?!! Cih… neo micheosseo? Aku tidak akan memelukmu jika kau tidak mengegas motormu dengan tiba-tiba sehun babo!!”, krystal menajamkan kata-katanya.

“sama saja.. tetap saja kau itu memelukku”, sehun tertawa lalu mengacak pelan rambut krystal.

“ya!! kau mau ku bunuh hah?”, krystal mengepalkan tangannya kuat-kuat dan menempatkan diudara. Mengancam sehun yang diharapkannya akan berhenti menggodanya. Namun sehun hanya tertawa, yang berarti tandanya ia takkan berhenti mengganggu krystal. krytal akhirnya mengalah.

“apa itu? mengapa ramai sekali?”, tunjuk krystal pada beberapa kerumunan orang yang saling bertepuk tangan.

“hanya sekedar pertunjukan yang mencari uang.. sudahlah ayo jalan lagi..”, sehun berjalan mendahului krystal. krystal masih berdiri di tempatnya dan memandangi kerumunan orang tersebut yang ternyata melihat sebuah pertunjukan sulap jalanan.

“ya soojung-ah”, sehun mencoba memannggil krystal. berharap krystal ikut dengannya. Namun krystal malah berjalan mendahului sehun dan ikut menonton pertunjukan sulap.

“ya anak itu.. benar-benar…”, sehun mengacak rambutnya frustasi dan ikut menyusul krystal. ia menerobos kerumunan orang mencari krystal yang ternyata terletak paling depan. Krystal menyadari sehun sudah berada di sampingnya

“ya sehun! coba kau lihat… orang itu tadi mengeluarkan burung merpati dari topinya padahal awalnya tidak ada apa-apa..”, krystal menunjuk kagum sang pesulap.

“cih.. sulap begitu aku juga bisa..”, sehun berbisik meremehkan.

“ya.. kau mana bisa seperti itu..”, krystal menertawakan sehun sembari bertepuk tangan untuk sang pesulap.

“ya kau benar… dan kau mana bisa percaya…”, sehun hanya bisa menahan kekesalannya karena perkataan krystal. Ia merasa benci melihat krystal yang bertepuk tangan pada pesulap namja di depannya itu.

“siapa yang mau bergabung dengan saya? Atau ada yang memiliki bakat sulap dan mau menunjukkannya di depan sini”, sang pesulap mengumumkan dan berinteraksi dengan penonton. Dilihatnya tidak ada satupun yang menjadi relawan. Melihat itu, sehun terkekeh.

“cih.. bahkan tak ada yang mau..”, sehun terkekeh dengan smirknya yang terukir

“sepertinya aku melihat potensi dalam dirimu nak..”, sang pesulap terlanjur melihat sehun yang meremehkannya. Dia langsung menunjuk sehun.

“naega?”, tunjuk sehun pada dirinya sendiri. Sang pesulap mengangguk

“tunjukan jika kau memang bisa… ppali sehun!”, krystal berbisik pada sehun.

“arraseo! Akan kutunjukan padamu jung soojung” , sehun akhirnya mau bergabung dengan sang pesulap. Krystal tersenyum dan bertepuk tangan yang diikuti oleh seluruh penonton yang melihatnya.

Sehun tidak menjadi relawan. Tapi ia ingin menunjukkan apa yang dimilikinya. Sedikit kemampuan sulap. Sehun mengeluarkan saputangan dari kantong celananya. ia sedikit berinteraksi dengan menunjukkan saputangannya pada penonton. Ia lalu mulai melipat lipat saputangannya membuat tersembunyi dalam kepalan tangannya.

Sehun tersenyum sejenak. Untuk krystal. lalu ia meniup kepalan tangannya dan mulai membukanya perlahan. Dan tampaklah sekotak coklat kecil di tangannya. Semua orang dan krystal langsung bertepuk tangan untuk sehun.

Sehun kembali bermain dengan saputanganya. Ia mengibaskan – ibaskan saputangannya di udara. Menunjukkan bahwa tidak ada apa-apa di saputangannya. Ia lalu mengambil korek api yang terletak di sebuah meja keci milik sang pesulap. Ia lalu mulai membakar saputangannya. Sehun kembali mengibas-ibaskan saputangannya untuk mematikan apinya. Dan setangkai bunga mawar merah sudah ditangannya.

Krystal bertepuk tangan kagum. Ia salah menilai sehun. ternyata ia bisa melakukan sulap. Sehun membungkuk mengucapkan terimakasih pada penonton. Ia berjalan kembali menghampiri krystal. ia menyerahkan sekotak coklat dan bunga mawar tadi untuk krystal. krystal kaget dan dengan muka merahnya ia menerimanya. Ia malu karena perlakuan sehun terhadapnya dilihat banyak orang di sekitarnya. Ia hanya menunduk malu. Menyembunyikan pipinya yang panas dari sehun. menyembunyikan detak jantungnya dari sehun.

—–

Krystal dan sehun berjalan bersamaan untuk mengambil motor sehun yang jauh dari tempat pertunjukan sulap tadi. Sehun hanya bisa diam dan tersenyum melihat yeoja disampingnya, krystal yang terus menciumi harum bunga mawar.

“bagaimana kau bisa sehun?”, tanya krystal penasaran pada sehun

“entahalah”, sehun hanya mengangkat kedua bahunya

“cih.. kapan-kapan ajarkan padaku ya..”, krystal berucap dan mengeluarkan tingkah manisnya di depan sehun. sehun hanya tersenyum dan mengedipkan matanya, yang artinya ia setuju. Krystal kembali menciumi mawarnya. Ia memasukan sebelah tangan nya ke dalam kantong depan jaketnya karena cuaca yang tiba-tiba saja agak dingin.

“by the way, thanks for your gift”, krystal kembali memulai pembicaraan.

Sehun tersenyum sejenak. Ia menatap kakinya yang dibalut sepatu secara jelas menapakkan di atas jalanan. Ia bukan benar-benar menatap kakinya. Ia berpikir

“bagaimana jika itu bukan hadiah?”, tanya sehun yang membuat krystal mengerutkan dahinya bingung.

“mwoya?… tentu saja ini hadiah..”, krystal tersenyum dan kembali menciumi mawarnya.

“bagaimana jika itu sebuah ungkapan?”, sehun tersenyum mendengar apa yang ia ucapkan sendiri

“nde?”, krystal menoleh seketika menghadap wajah sehun yang sedikit lebih tinggi darinya

“bagaimana jika aku menyukaimu? Apa kau juga akan menerimanya?”, sehun kini menatap intens mata krystal. membuat mereka terdiam sejenak dan saling melihat dalam kedua mata mereka. krystal, ia tiba-tiba saja menjatuhkan mawar dan kotak coklat yang dipegangnya. Krystal, memalingkan wajahnya. Ia tak berani untuk menatap sehun lebih dalam lagi.

“mian sehun..”, krystal berlari meninggalkan sehun sendirian. Matanya memanas, ia menangis. Tak bisa ia percaya, sesakit ini menyembunyikan kebohongan yang ia buat sendiri.

Sehun hanya bisa menatap sendu kepergian krystal. ia tak percaya, hanya beberapa detik saja krystal mematahkan harapannya. Ia menahan tangisannya. Ia berjongkok, mengambil lemas bunga mawar dan sekotak coklat yang dijatuhkan krystal. ia tersenyum sinis, mana mungkin krystal mau dengan pria menyebalkan sepertiku, pikirnya saat itu.

Sehun ingin melihat sekali lagi krystal yang sudah pergi. Namun yang ia temukan sebuah buku dengan sampul warna biru terletak begitu saja di jalan. Sehun mengambil dan lagi-lagi ia menemukan buku diary krystal. hanya saja ia sekarang ragu, tak seperti saat pertama ia menemukan buku diary krystal, yang begitu mudahnya mengembalikan pada sang pemilik. Ia tak yakin krystal mau menatapnya lagi.

————

Musim Dingin, 25 Desember 2013

Kystal tetap masih menunggu masa kecilnya di taman. malam ini banyak orang yang mendatangi taman ini untuk berdoa di depan pohon cemara atau merayakan natal. Seminggu sudah ia tak berkomunikasi dengan sehun. seminggu itu pula, krystal harus merasakan sakitnya menyimpan perasaannya yang tak bisa ia jujurkan pada sehun. ia merasa bingung. Ia terjebak di dua hati. Ia menyayangi masa kecilnya, tapi ia juga mencintai sehun. bahkan krystal sangat mencintai sehun.

Bukan berarti seminggu mereka tak bisa bertemu. Beberapa kali saling bertatap muka dari jarak jauh di taman ini. Namun tak sampai lima menit, salah satu dari mereka memalingkan wajahnya dan memilih pergi. Dan sejak itulah krystal semakin merasakan sakit di hati kecilnya. Ia tak pernah tahu, membohongi dirinya lebih sakit daripada harus menunggu. Tapi Ia juga berharap masa kecilnya. Di natal ini bahkan tak ada yang mengucapkan natal.

Krystal berdiri dari bangku taman favoritnya. Ia berjalan lemas meninggalkan taman. ia tak bisa berpikir jernih lagi. sudah pukul 10 malam, dan untuk tahun ini, 16 tahun krystal menunggu masa kecilnya yang tak datang. Ia semakin merasakan sakit yang dalam. Ia tak lagi bisa membendung tangisannya. Sama seperti 16 tahun yang lalu, ia menangis. Bedanya tangisannya ditemani oleh merasakan sakit yang dalam di tahun ini. Krystal terus berjalan. Ia tak tahu kakinya membawa kemana. Ia hanya mengikuti, mengikuti rasa sakitnya akan kemana pergi

——

Sehun hanya bisa berdiri di balkon rumahnya dan menatap foto krystal dari layar ponselnya. Ia sangat merindukan krystal. ia tersenyum pahit menatap kedua mata krystal dalam ponselnya. Ia berjalan masuk ke dalam kamarnya dan melihat buku diary krystal yang terletak di meja kecilnya.

Sehun tahu, ia takkan pernah bisa mengembalikan buku yang dipegangnya sekarang ini. Setelah seminggu mereka saling menghindari satu sama lain.

Ia membuka diary krystal, ia tak peduli jika suatu saat nanti ia akan semakin dibenci krystal jika ia mengetahui privasinya. Ia membaca tulisan-tulisan krystal di halaman demi halaman

25 desember 1998

Kemarin aku kehilangan ummaku. Untung saja ada dia, jika tidak aku bisa terus menangis, tapi aku sedih. Saat tadi aku ke taman, aku tak bertemu dengan dia

 

25 desember 1999

1 tahun sudah lewat.. tapi aku juga belum melihatnya.. aku bahkan masih menyimpan payungnya

 

25 desember 2000

9 tahun umurku tapi dia belum kelihatan.. 2 tahun aku menunggunya.. apa aku harus kembali melewati hal yang sama di tahun berikutnya?

 

25 desember 2001

Benar, aku juga melewati seperti 3 tahun yang lalu. bahkan seoul bertambah dingin.. apa karena dia yang tak kunjung datang , makanya seoul bertamah dingin?

 

25 desember 2002

Kenapa kau belum juga kelihatan? Bahkan aku melewati 4 tahun natal ku untuk merayakan denganmu

“Jadi karena kau menunggu seseorang, kau menolakku soojung-ah?”, pikir sehun setelah mengerti di halaman ke – 5 yang ia baca. Sehun melanjutkan kehalaman berikutnya

25 desember 2003

Aku sudah masuk ke sekolah menengah pertamaku. Aku berharap aku bisa satu sekolah denganmu.. ternyata tidak, dan lagi-lagi aku harus menunggumu, HUNNIE..

 

Sehun terkejut membaca kata terakhir dari halaman ke-6 diary krystal. tulisan itu mencetakan nama kecil sehun. hunnie. Dan itu adalah nama yang ia perkenalkan pada gadis yang juga ia tunggu di taman beberapa belakangan ini.

“apa soojung itu krystal?”

Sehun terus membalik kertas demi kertas, membaca setiap tulisan krystal..yang terus menampakaan kata ‘akan menunggu’ dan nama kecilnya ‘HUNNIE’ sampai halaman terakhir.

 25 desember 2012

15 tahun aku menunggumu.. aku sudah dewasa hunnie.. pasti kau juga sudah dewasa.. bagaimana wajahmu sekarang ya? apa masih imut seperti dulu? Aku sangat merindukanmu , hunnie.. Tapi di natal tahun ini, kau juga tak datang, jadi halaman ini adalah 12kalinya aku, krystal kecil menulis ini.

 

Sehun semakin percaya bahwa soojung adalah masa kecilnya. Krystal yang selama ini ia cari. Yang selama 15 tahun sudah ia tinggal. Sehun langsung mengambil jacket dan kunci motornya. Hari ini, tahun ini, natal ini.. ia tak akan lagi membuat krystalnya menunggu untuk 16 tahun. Dan ia juga tak akan lagi membuat soojungnya menghindar darinya.

———–

Sehun menolehkan pandangannya kekanan ke kiri kemana saja. ia mencari krystal dengan gelisahnya yang amat besar. Entah kenapa, ia sangat khawatir dengan krystal saat ini. Ia tak peduli dingin yang terus menerpa tubuhnya. ia tak peduli berapa banyak asap yang ia keluarkan dari nafasnya. Ia tetap berlari kesana kesini untuk mencari krystal. bahkan ia menanyai satu persatu orang yang ia harap dapat membantunya menemukan arah dimana krystal.

Sehun sudah memastikan di dalam taman sudah tidak ada krystal lagi. ia akhirnya memutuskan mencari krystal di luar taman. ia mengedarkan pandangannya lagi kemana saja, bahkan ke jalan raya yang berada persis di luar taman.

TIINNN TIINNN~

Sehun menujukan arah matanya pada jalanan dimana mobil-mobil yang tiba-tiba sangat ribut yang tertuju pada satu arah. Ia melihat obyek ditengah-tengah jalanan sana.

“Krystal!!”, gumam sehun kaget yang langsung saja berlari ke tengah jalan untuk menyusul krystal yang berdiri di tengah-tengah jalan. Sesekali ia nyaris ditabrak oleh mobil-mobil yang lewat.

GREP~

Sehun memeluk krystal dan langsung membawanya ke pinggir jalan. Detak jantung sehun berpacu cepat. Nafasnya tak teratur. Ia merasa takut, khawatir itu bercampur jadi satu yang ia rasakan saat ini. Krystal tersadar seseorang menyelamatkannya.

Setelah merasa tenang. Sehun langsung melepaskan krystal. ia mencengkram kuat kedua bahu krystal. menatap kedua manik mata krystal dengan sangat dalam. Krystal hanya bisa menatap sendu kearah kakinya.

“Ya!! Baboya??!!! Neo Micheosseo??!!!”, sehun berteriak di depan krystal. yang dirasakan kini adalah kekhawatiran yang sangat besar. Krystal tak kunjung menjawab pertanyaan sehun. malah makin lama, badannya semakin lemas dan ia ambruk di pelukan sehun. ia menangis sekuat-kuatnya sambil mencengkram baju sehun.

“mian… jeongmal mianhae sehun…”, lirih krystal bercampur dengan tangisnya.

“mian?”, sehun mengulang pernyataan krystal

“karena aku sudah bohong.. pada perasaan aku sendiri sehun… saat itu aku bingung sehun… aku tengah lebih dulu mencintai seseorang dan tengah menunggu dia.. tapi disaat itu juga aku mencintaimu…”, krystal bersusah payah menyatakan apa yang menjadi rasa sakitnya itu, setelah itu dia langsung membenamkan kepalanya di dada sehun. ia menangis sejadi-jadinya. Sehun hanya bisa membelai lembut rambut krystal. berharap ia akan berhenti menangis.

“Bogoshipeoso… Krystal”, bisik sehun tepat di telinga krystal. Mendengar itu krystal merenggangkan pelukannya. Ia menatap intens sehun

“Neo…”, krystal menggantung kata-katanya.

“geurae.. naega hunnie…”, sehun menangkup wajah krystal dengan kedua tangannya. Krystal tercengang mendengar sehun. ia menangis. Ia menangis karena bodoh tak menyadari sehun dan hunnie adalah orang yang sama. Ia menangis karena sudah membohongi perasaan sendiri. Ia menangis karena apa yang dinantinya kembali juga. Sehun memeluk krystal dan krystal membalasnya. Ia memeluk sehun dengan erat.

Krystal lega karena ia sudah mendapatkan keajaiban yang ia tunggu selama ini. Ia lebih merasa tenang karena ia tidak akan pernah menunggu sesuatu lagi. Ia bahagia mendapatkan kejaibannya di malam natal tahun ini. Ia bahagia karena ia mencintai sehun dan hunnie kecilnya.

FIN

10 responses to “[Oneshoot] Miracles In December

  1. Ini gak absurd, authornim!
    Temanya sama kok dengan judulnya, akhirnya Soojung menemukan ‘Miracles in December’nya 😀
    Iin kerenkerenkerenkerenkeerreeenn temanya, beda daripada songfict-songfict MiD yang aku baca, ini sweet ending sekaliii x))
    Oiya, aku punya masukan, kalau nama pake huruf kapital yah di awalnya, biar keliatannya rapi gitu hehe 😀 *sok tau
    Mian terdampar disini, aku gak nyangka artworker bisa nulis ff sekeren ini 😀
    Udah gitu aja, mian kepanjangan, fighting authornimmm 😀

    • hehehe makasi pujiannya .. dan juga aku lebih makasih buat masukannya.. gwenchana, sering” kesini ya 😀 gwenchana, kalo panjang” 😀 gamsa, chingu^^

  2. Keren bangettt . Aku readers baru . Suka baca sama ff yg castnya soojung aja /? Daebak ini keren banget . Post coba di blog blog lain pasti makin top/?

  3. ini sumpah dpt banget feelnya thor.. sampe nangis bacanya.. please sequel thor .. please i need a sequel :” aku juga suka couple sestal thor .. salam kenal thor .. readers baru 😀

  4. sukasukasukasukasukasukaa!! hwhwhw, ini so sweet banget thorrr hwhwhw;-; kalo bisa kasih sequel dongg, ditambahin konfliknyaaaaa;-; keep writingg, aku suka banget thorrr!! ❤

    • wah… beneran ini sosweett? hahaha aku kira ini absurd.. soalnya ini gak mikir alur.. langsung lintas aja di otak 😀 ok sequel di usahain 🙂

Leave a Reply